Laman

Senin, 09 April 2012

7 Kisses : Eli

Eli’s POV

Haa.... Kenapa hidupku sepi sekali?? Tidak ada pacar yang menemani. Di mana Eli Yang Menawan itu, yang mampu membuat semua wanita bertekuk lutut dengan kharismanya? Payah. Alexander hyung, Soohyun hyung, Kibum hyung, Kiseop dan Dongho sudah punya pacar. Kevin bahkan kembali lagi dengan Hyunmi. Dan aku satu-satunya yang tidak punya pacar?
Payah.

Aku kembali berkonsentrasi pada trotoar di depanku. Tidak lucu sekali kalau aku sampai tersandung dan terjatuh. Bisa habis aku nanti karena malu. Aku tidak bisa kehilangan kharismaku begitu saja.

Karena terlalu bosan—perjalanan dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu 15 menit, dan aku tidak boleh membawa kendaraan sendiri—aku memutuskan untuk mem-play playlist-ku. Langsung saja lagu dari Ne-yo membahana di telingaku. Aahh.. ini lebih baik.

Aku terlalu fokus mengganti lagu di iPod-ku sehingga aku tidak memperhatikan seorang gadis di depanku. Dan... ya.. kau tahulah apa yang terjadi..

Aku menabraknya dan yang paling membuatku kaget adalah... aku tidak sengaja menciumnya.
Selama beberapa detik kami saling berpandangan. Kuakui dia cukup manis juga. Hanya... Siapa gadis ini??? Aku bisa mati dibunuh ayahnya kalau begini caranya.

Buru-buru aku berdiri dan membersihkan jins-ku yang sedikit kotor. Aku baru ingat dengan gadis yang kutabrak—dan tidak sengaja kucium—dan membantunya berdiri.

“Oh, Tuhan! Maafkan aku, Agasshi. Aku sudah tidak sopan. Kau... tidak apa-apa kan?”

Dia sibuk membersihkan jaketnya. Dan kupikir dia tidak mendengar apa yang kukatakan. Jadi, aku memutuskan untuk balik badan dan segera ke sekolah, saat aku mendengar suaranya yang—kuakui—sangat... manis.

“Aku tidak apa-apa. Aku juga sedang tidak memperhatikan. Maafkan aku.”

“Ah, tidak apa-apa! Justru aku yang minta maaf! Ngomong-ngomong, apa yang sedang kau lakukan di sini?”

Ia melongok ke kanan dan ke kiri jalan. Apa yang dia lakukan? Apa ia sedang mencari bis?

“Aku sedang menunggu bis. Apakah tidak ada bis yang lewat?” Tawaku hampir meledak mendengar penjelasannya. Dengan sabar aku menjelaskan padanya.

“Tidak ada bis yang lewat di sini. Jalan ini memang seperti jalan raya, tapi jalan ini hanya untuk motor dan mobil saja. Halte ini pun hanya untuk menunggu jemputan orang tua atau untuk nongkrong saja. Kau... baru di sini ya?”

Ia melongo saking terkejutnya. Haha, lucu sekali melihatnya seperti itu.

Eh, apa-apaan pikiranku ini? Hei, hei, Ellison Kim. Sadarlah. Dia hanya orang asing. Kau bahkan tidak tahu siapa namanya. Jangan terlalu cepat jatuh cinta.

“Iya. Jadi benar tidak ada bis yang lewat di sini?” Aku mengangguk yakin. “Baiklah, aku akan berjalan saja. Terima kasih atas bantuanmu.” Aku kembali mengangguk. Ia menyempatkan tersenyum padaku sebelum meninggalkan halte. Aah... manis sekali..

Dari kejauhan, kulihat ia mengeluarkan ponselnya—ya, aku masih memperhatikan ke mana ia akan pergi—dan mengetikkan sesuatu, yang membuatku teringat untuk meminta nomornya. Tapi ia sudah cukup jauh. Lagipula aku juga sedikit malu untuk memintanya. Jadi, aku memutuskan untuk berbalik, melanjutkan perjalananku ke sekolah.

Sesampainya di sekolah—yang cukup memakan waktu, aku menghampiri kumpulan siswa yang berada di halaman sekolah. Teman-temanku. Aku sedang senang karena kejadian tadi, dan ingin sekali menceritakannya pada mereka. Atau mungkin... jangan dulu.

“... menabraknya dan menciumnya dengan tidak sengaja. Dia kaget sekali. Apalagi itu ciuman pertamanya. Beruntung sekali katanya,” Semakin dekat, aku menjadi mengerti apa yang sedang dibicarakan Hyunmi.

“Kenapa bisa beruntung?” Kevin, yang ada di sebelahnya, bertanya. Mereka berdua jadi sering bersama setelah berpacaran lagi.

“Katanya, lelaki yang menciumnya sangat tampan! Wah, aku jadi penasaran seperti apa wajahnya...” Bisa kulihat wajah Kevin menjadi lesu. Jelas ia cemburu. Dan Hyunmi mencubit pipinya gemas. Ah, dua orang itu benar-benar membuatku iri.

“Hey, what’re you guys talking ‘bout?” Aku menghampiri gerombolan itu dan bertanya dengan bahasa Inggris. Soohyun hyung, Kibum hyung, Kiseop dan Dongho melengos malas mendengar pertanyaanku.

“Berhentilah berbicara dengan bahasa Inggris, kau Burung Gendut!! Itu membuatku frustasi!” Aku hanya terkikik mendengar protes Soohyun hyung. Mianhae, hyung. Aku hanya iseng saja, kok.

“We’re not talking about a ‘what’. We’re talking about a ‘who’, Li-ya.” Kevin menjawab. Dan Soohyun hyung kembali protes. Kali ini ia melempar kami berdua dengan bukunya.

“Mianhae, hyung.” Aku mengembalikan bukunya takut-takut. Siapa tahu ia akan melempar lagi. Aku kembali berpaling pada yang lain-lain. “Jadi siapa yang sedang kalian bicarakan?”

“Teman Hyunmi dari California. Ia baru datang tadi pagi dan sedang menunggu bis. Tapi ia malah ditabrak dan dicium oleh orang tak dikenal,” Dongho menjawab dengan antusias.

Apa dia gadis yang kutabrak tadi, ya? Aku jadi penasaran.

“Siapa namanya?”

“Tara. Kenapa kau bertanya? Jangan-jangan... kau yang...” Hyunmi dan yang lain memandangku curiga.

“Mungkin. Bisa aku minta nomor teleponnya? Aku perlu minta maaf,”

“Tunggu, tunggu. Jadi benar kau yang menciumnya?” Xander hyung bertanya curiga. Aku hanya mengangguk tidak peduli. Pikiranku sedang disibukkan dengan nomor Tara.

Setelah menuliskan nomor yang benar, aku buru-buru menjauh dari kerumunan teman-temanku yang berteriak-teriak heboh. Setelah memencet tombol ‘call’, aku langsung mencari tempat yang sedikit sepi. Setelah cukup lama menunggu, dari seberang sana terdengar suara yang kukenal mengangkat telepon.

Yeoboseyo?

“Yeoboseyo? Tara-shi?”

Ya, aku Tara. Nuguseyo?

“Aku Eli, yang tadi menabrakmu. Aku hanya ingin minta maaf.”

Ah, pria tadi pagi. Tidak apa-apa. Aku juga baik-baik saja. Oh, iya, ada sesuatu yang tidak sempat kusampaikan tadi.

Oh, benarkah?

“Benarkah? Apa itu?”

Aku hanya penasaran, apakah kau mau minum kopi kapan-kapan denganku?

Tara mengajakku kencan!! Wow, aku hampir meledak saking senangnya.

“Eeeh.. tentu saja bisa. Bagaimana kalau hari Minggu? Kau tidak ada acara kan?”

Tentu tidak. Jam 10?

“Jam 10. Oh iya, aku juga minta maaf, sudah merebut ciuman pertamamu.”

Tidak apa-apa. Aku justru bersyukur. Kalau tidak, aku pasti tidak akan bertemu denganmu dan merasakan perasaan ini.” Hah? Dia ngnomong apa sih?

“Perasaan ap—“ Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, sambungan telepon terputus. Ah, sialan. Kenapa sih, selalu saja di saat yang paling mendebarkan seperti ini?

2 menit kemudian aku mendapat sebuah pesan dari Tara. Dan kau tahu? Aku hampir kena serangan jantung saat membaca pesan darinya.

‘Kurasa aku menyukaimu. –Tara’

Akhirnya... penantianku terwujudkan. Dia juga suka padaku. Tapi, benarkah itu? Aku hendak membalas pesannya saat tiba-tiba sebuah suara membuatku ingin mencekiknya sampai ia kehabisan nafas.

“Kurasa aku menyukaimu. Tara. Oh, Eli-ya... Akhirnya kau punya pacar juga...”
Sialan kau, hyung.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Heyy!!! I'm back with Eli's! excited banget gue. katanya u-kiss mau comeback dengan album baru april ini!! yeeee!!!! *hubungannya apa coba?*

au deh. enjoy!!

Salam,
Umi Sa'adah